Kurikulum 2013: Kaitan dengan Rencana Strategis (#2)

Jurusan Arsitektur telah mempunyai visi, misi dan tujuan yang jelas dalam dokumen Rencana Strategis dan Pengembangan Jurusan Arsitektur periode 2010-2014. Namun demikian, dalam evaluasi yang menyeluruh ini – karena melibatkan kriteria untuk menuju akreditasi internasional – tampak perlunya redefinisi dari visi, misi dan tujuannya. Oleh karena itu dalam dokumen ini ditampilkan keduanya yaitu teks lama yang menjadi basis Kurikulum 2008 dan teks baru yang menjadi basis Kurikulum 2013.

 

Visi Lama

Mewujudkan Program Studi Arsitektur UII sebagai institusi yang mempunyai cirri dan reputasi tinggi di tingkat nasional dan mendapatkan pengakuan internasional sebelum tahun 2020.

Mewujudkan Program Studi Arsitektur UII sebagai institusi yang memiliki komitmen untuk menciptakan lingkungan binaan yang tanggap terhadap pemberdayaan masyarakat dan pelestarian fungsi lingkungan, melalui kegiatan pendidikan arsitektur yang mempunyai tradisi perancangan yang koheren untuk kepentingan penggunadan lingkungan.

Visi Lama

Program Studi Arsitektur mempunyai visi baru yang sangat kuat dan jelas untuk menghadapi dunia global yang berakar pada kondisi dan tantangan lokal yang berguna dalam positioning yang jelas di antara program studi sejenis dan dunia kerja. Adapun visi Program Studi Arsitektur adalah Visi Jurusan Arsitektur secara terpadu diformulasikan sebagai upaya untuk mencapai kualitas sebagai berikut:

1

Sekolah Arsitektur Universitas Islam Indonesia yang mempunyai reputasi global dan berakar pada keunggulan karakter Indonesia

School of Architecture Universitas Islam Indonesia that posses global reputation yet rooted from Indonesian excellence characteristics

2

Sekolah Arsitektur Universitas Islam Indonesia yang memiliki komitmen menciptakan lingkungan binaan yang tanggap terhadap pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan

School of Architecture Universitas Islam Indonesia that commits in creating built environment that empowering community and maintaining sustainability of environment.

3

Sekolah Arsitektur Universitas Islam Indonesia yang menelurkan arsitek profesional berjiwa wirausaha melalui tradisi pendidikan perancangan dan pengkajian yang koheren

School of Architecture Universitas Islam Indonesia that produces enterpreneural professional architects through coherent design and research architectural education tradition

Ciri dan reputasi merupakan turunan dari visi UII untuk setara dengan universitas berkualitas di dunia maju. Komitmen penciptaan lingkungan binaan merupakan penterjemahan konsep rahmatan lil alamin dan tradisi pendidikan sebagai upaya inovasi untuk meraih keunggulan.

Misi Lama

Menghasilkan sarjana arsitektur yang memiliki komitmen untuk menciptakan lingkungan binaan yang tanggap terhadap kaum dhuafa dan bersifat berkelanjutan.

Menyiapkan sarjana arsitektur yang memiliki keunggulan spesifik melalui proses akademik berbasis budaya studio yang mengintegrasikan nilai ahlak berupa sensitifitas terhadap pengguna dan lingkungannya, keberanian berinovasi dalam segala medan dan mendedikasikan diri untuk mengejar kesempurnaan karya melalui pengembangan proses merancang yang cermat, berbasis kajian yang mendalam dan menyajikannya dengan kualitas yang tinggi.

Menyiapkan sarjana arsitektur yang kreatif, kompeten dalam perancangan dan memiliki keuletan jiwa wira usaha (Creative Design Entrepreneur)

 Misi Baru

Program Studi mempunyai misi baru yang mengarahkan mahasiswa mempunyai karakter diri dan sikap hidup yang kuat, inovatif dalam berkarya dan mempunyai keberpihakan terhadap kaum duafa dan lingkungan dan komitmen life long learning (belajar sepanjang hayat). Misi Jurusan Arsitektur secara terpadu diformulasikan sebagai berikut:

1

Mendidik mahasiswa menjadi sarjana arsitektur dan arsitek profesional yang memiliki komitmen menciptakan lingkungan binaan yang memberdayakan kaum dhuafa dan menjaga kelestarian lingkungan.

Producing bachelor of architecture and professional architect who committed themselves in creating built environment that empowers the marginal community and maintains environmental sustainability

2

Mendidik mahasiswa menjadi sarjana arsitektur dan arsitek profesional unggul melalui proses pembelajaran integratif berbasis budaya studio yang mengemukakan nilai ahlak berupa sensitifitas terhadap pengguna dan lingkungan, keberanian berinovasi dalam segala medan dan mendedikasikan diri untuk mengejar kesempurnaan karya melalui pengembangan proses merancang yang cermat, berbasis kajian yang mendalam dan menyajikannya dengan kualitas yang tinggi.

Producing bachelor of architecture and professional architect by integrated learning based on studio culture that delivers ethical values of sensitivity towards users and environment, encourages innovation in every sites and dedicates to pursue architecture perfection through careful design, in depth studies and high quality of representations.

3

Mendidik mahasiswa menjadi sarjana arsitektur  dan arsitek profesional yang kreatif, kompeten dalam perancangan yang komprehensif dan memiliki keuletan jiwa wira usaha (Creative Design Entrepreneur).

Producing bachelor of architecture and professional architect who are creative, posses competency in comprehensive design and embodies entrepreneurship (Creative Design Entrepreneur).

Dalam dunia yang selalu berubah ini, arsitek dituntut untuk mampu memahami perannya yang juga selalu bergeser dan oleh karenanya Program Studi Arsitektur juga mempersiapkan mahasiswa agar responsif terhadap perubahan global dan perubahan tersebut dan menghasilkan lulusan yang kompeten terutama dalam merespon isu sosial dan lingkungan. Lulusan yang diharapkan mampu menggabungkan kreativitas, ketrampilan desain dan jiwa kewirausahaan, keuletan yang utuh.

Tujuan Pendidikan Lama

  • Mengetahui dasar pengetahuan luas yang mendukung perancangan arsitektur.
  • Terampil merancang berdasarkan pada prinsip perancangan yang berkelanjutan.
  •  Terampil merancang berdasarkan pada prinsip perancangan yang tanggap terhadap kaum dhuafa.
  • Mampu menghasilkan sikap kewirausahaan dan bekerjasama dalam bingkai etika profesi Islami dan menumbuhkan sikap belajar sepanjang hayat. 

Tujuan Pendidikan Baru

Tujuan pendidikan di Jurusan Arsitektur secara terpadu diformulasikan untuk menghasilkan sarjana arsitektur dan profesi arsitek yang mempunyai kualitas sebagai berikut:

A

Memiliki ketrampilan komunikasi dan pengetahuan arsitektural yang unggul, kritis dan adaptif

Exellent, critical and adaptive architectural communication skill and knowledge

B

Memiliki ketrampilan perancangan yang komprehensif pada skala bangunan gedung

Posses comprehensive design skill on building scale

C

Memiliki pengetahuan sain dan teknologi bangunan berbasis kelestarian lingkungan

Posses knowledge on building science and technology based on environmental sustainability

D

Memiliki kepekaan terhadap konteks lingkungan dan sosio-kultural dan kaum marginal

Sensitive to environmental and socio-cultural context and marginal community

E

Memiliki ketrampilan dan etika profesi yang berbasis nilai-nilai universal dan nilai Islami

Strong professional skill and ethics based on universal and Islamic values

 

Sasaran Pendidikan

Mengacu pada Sasaran Mutu Universitas dan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Program Studi Arsitektur mencanangkan Sasaran Mutu yang masih mengacu yang lama sebagai berikut:

  •  Lulusan bekerja atau mampu bekerja mandiri yang sesuai kompetensi dalam enam bulan pertama minimal 90%.
  •  Tepat waktu studi minimal 90%.
  • Nilai Kinerja Dosen dalam aspek pedagogik, sosial dan profesional dosen dengan nilai baik minimal 90%.
  • Capaian kompetensi ke-UII-an yang meliputi keislaman, kebangsaan, kewirausahaan, bahasa Inggris dengan nilai baik minimal 90%.
  • Program Studi Arsitektur mendapat pengakuan atau validasi internasional sebelum tahun 2020.
  •  Jumlah dosen dengan publikasi karya ilmiah internasional minimal 5%.
  •  Jumlah dosen asing minimal 1% atau akti?tas akademik yang melibatkan dosen asing minimal 10% dari mata kuliah yang ditawarkan.
  • Jumlah mahasiswa asing minimal 1% atau akti?tas akademik yang melibatkan mahasiswa asing minimal 10% mata kuliah yang ditawarkan.
  • Capaian indikator kepuasan pelanggan minimal 75%.
  • Karya Akhir yang mencerminkan misi pelestarian lingkungan dan pemberdayaan kaum duafa minimal 80%.

Kurikulum 2013: Pendahuluan (#1)

Pendahuluan

Kurikulum dalam sebuah pendidikan tinggi menjadi inti dari seluruh proses pendidikan. Oleh karenanya, kurikulum wajib dievaluasi setiap tahun dan disesuaikan dengan perkembangan jaman paling tidak tiap 4 tahun. Dengan demikian, kurikulum Jurusan Arsitektur 2008 perlu dievaluasi dan diperbarui dengan mengadaptasi pada kecenderungan global dan sekaligus sebagai upaya mengadopsi standar internasional secara penuh dalam rangka menuju akreditasi internasional. Proses evaluasi telah dilakukan secara komprehensif di tahun 2012 dan Jurusan Arsitektur telah berhasil menyusun Kurikulum 2013 secara komprehensif. Kurikulum ini mulai diimplementasikan untuk tahun akademik 2013/2014.

Tulisan ini merupakan serial yang akan memberikan deskripsi rinci Kurikulum 2013 tersebut agar para mahasiswa dapat memahami lebih baik dan mampu beradaptasi dengan kurikulum baru ini.

Mengadaptasi Kecenderungan Global Pendidikan dan Profesi Arsitek

Dalam dunia yang berubah terdapat dampak yang signifikan dalam perkembangan pendidikan arsitektur. Paling tidak, menurut Ganapathy Mahalingam, PhD dalam Konvensi AIA yang berjudul “Emerging Trends for Architectural Education in the 21st Century” terdapat 7 aspek yang berkembang sebagaimana yaitu:

1.     Kinerja pemodelan dan simulasi.  Di sini dituntut adanya pengetahuan dan skil yang mampu mensimulasikan kinerja sebuah rancangan dengan teknologi yang sesuai serta kemampuan mensimulasikan biaya, keterbangunan, skejuling, jejak energi (energy footprint), kondisi lingkungan. Dampak terhadap tapak serta secara finansial.

2.     Praktik yang cenderung mengarah ke integrasi. Dalam aspek ini terdapat tuntutan untuk menggabungkan / mengintegrasikan tim konsultan dengan kontraktor dan bekerja langsung dengan suplier material bangunan dan sistem. Hal ini berkembang untuk mengontrol biaya, waktu konstruksi serta memastikan adanya life-cycle performance dengan negosiasi kolaboratif yang langsung.

3.     Berkembangnya forensik lingkungan. Di sini dituntut adanya pengetahuan dan skill untuk mengevaluasi kinerja lingkungan (termal, akustik, visual, transformasi energi) pada bangunan yang ada menggunakan teknologi yang tersedia. Aspek ini menuntut kemampuan untuk mencari remedi / solusi perbaikan, penambahan, rehabilitasi terhadap kerusakan ataupun building sickness.

4.     Kurator bangunan bukan sekedar manajemen fasilitas. Aspek ini memperlihatkan adanya tuntutan pengetahuan dan ketrampilan untuk mengubah bangunan yang ada dengan intervensi artistik dan desain yang adekuat dan mengimbuhinya dengan nilai-nilai kultural dan sosial. Artinya tuntutan kini bukan sekedar facility management tetapi hingga menciptakan “cultural content” sebuah bangunan sehingga menjadi lebih punya makna.

5.     Building information modelling (BIM). Saat ini dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan skill penggunaan model informasi untuk bangunan untuk menampilkan simulasi dan pemodelan yang berkualitas serta untuk menjaga kinerja bangunan melalui manajemen dan kuratorial yang berkualitas pula.

6.     Wirausaha berbasis desain. Dunia yang berubah secara sosial juga memunculkan peluang baru  yang berbasis desain. Teknologi sangat berperan dalam menciptakan bisnis baru ini termasuk media sosial.

7.     Pasar sosial – global. Perlunya pengetahuan dan skill yang diperlukan untuk mengungkit pasar desain dalam konteks sosial di seluruh dunia. Artinya layanan jasa desain saat ini sudah sangat global sehingga diperlukan pula ketrampilan dan pengetahuan baru untuk memahami manusia dan konteks sosialnya yang dapat berbasis pada sosiologi, antropologi, politik, ekonomi, hukum, agama, filosofi, musik, film, iklan dan lain-lain.

Dalam perubahan kecenderungan ini terdapat hal-hal yang juga berubah. Di antaranya berupa posisi gambar dan model fisik serta spesifikasinya yang mengarah pada pemodelan informasi, hubungan klien-arsitek-kontraktor yang terintegrasi, praktik yang kolaboratif ketimbang authorship of design, berkembangnya ideologi sebagai mandat ketimbang kejelasan tugas, serta perhatian lebih pada design of everyday habitat. Jurusan memandang bahwa teknologi informasi dan kolaborasi saat ini adalah langkah strategis dan bukan sekedar sebagai alat belaka yang berpotensi untuk percepatan, enhancement dan sinkronisasi secara cepat dengan dunia global. Oleh karenanya hal ini harus didukung dan diterobos dengan berbagai inovasi kebijakan dan layanan serta komitmen belajar semua pihak. Sinyal-sinyal perkembangan edukasi arsitektur di atas menjadi bahan pertimbangan yang sangat khusus dalam mengembangkan Kurikulum 2013 ini.

Mengadopsi Standar Internasional

Selain perkembangan secara substantial, fokus arsitektur utamanya di ASEAN adalah adanya kebijakan Mutual Recognition Arrangement (MRA) in Architectural Services yang telah ditandatangani oleh Pemerintah RI dan akan berlaku segera di tahun 2015 bersamaan dengan pencanangan Asean Community. MRA ini mensyaratkan adanya standar mutu lulusan pendidikan arsitektur yang setara dengan kualifikasi internasional, diantaranya adalah mengikuti kurikulum yang berbasis 5 tahun. Model pembelajaran ini mengikuti skema yang ditetapkan oleh UIA melalui badan-badang akreditasinya baik NAAB hingga ke KAAB (Korea Architectural Acrediting Board). Oleh karenanya respon Jurusan Arsitektur untuk mengarah pada perolehan Substantial Equivalency (SE) menjadi sangat strategis.

Korean Architectural Acrediting Board (KAAB), dalam hal ini adalah pilihan Jurusan Arsitektur UII sebagai institusi untuk mendapatkan akreditasi/kesetaraan internasional di bidang pendidikan arsitektur.  KAAB dipilih diantara tujuh pilihan badan akreditasi pendidikan arsitektur dunia lainnya yang telah bergabung sebagai kaukus akreditor internasional yang setara di bidang pendidikan arsitektur The Canberra Accord. Kaukus ini didirikan pada 1 Januari 2010 sebagai badan penilai kualifikasi akademik di bidang pendidikan arsitektur oleh badan-badan akreditor arsitektur ternama seperti The Australian Institute of Architects (RAIA), the Canadian Architectural Certification Board/Conseil canadien de certification en architecture (CACB/CCCA), the National Board of Architectural Accreditation (NBAA) of China, the Korea Architectural Accrediting Board (KAAB), the Consejo Mexicano de Acreditación de Enseñanza de la Arquitectura (COMAEA), the National Architectural Accrediting Board (NAAB) of the USA, dan the Commonwealth Association of Architects (CAA). Anggota-anggota kaukus ini disepakati mempunyai kesetaraan yang sama di bidang akreditasi/penyetaraan pendidikan arsitektur internasional. Korea, secara kultural, juga mempunyai kedekatan yang cukup dengan Indonesia khususnya pada aplikasi arsitektural yang dilatar belakangi oleh budaya dan alamnya dibanding ke enam negara lainnya.

Selain hal tersebut di atas, pemilihan KAAB sebagai akreditor dalam proses internasionalisasi ini adalah terutama pada besar pendanaan yang harus dikeluarkan pada proses aplikasi ataupun beaya tahunan. Meskipun badan-badan tersebut mempunyai kapasitas yang sama dalam hal penilaian akreditasi/penyetaraan, namun demikian masing-masing mempunyai tarif pembeayaan yang sangat berbeda secara signifikan.

Kekurangan yang mungkin ada pada pemilihan KAAB sebagai akreditor dalam proses ini adalah pada pandangan publik berkaitan dengan institusi yang relatif baru dikenal khususnya oleh masyarakat Indonesia. Namun demikian, sejak institusi ini sudah masuk dalam Kaukus Canberra yang diakui sama kapasitasnya oleh ke-tujuh negara tersebut, maka kekhawatiran tingkat kualitas akan tersingkirkan dengan sendirinya. Demikian juga dengan fenomena emerging new developed countries, Korea khususnya dan dunia Timur pada umumnya sudah menjadi acuan baru setelah dunia Barat Eropa dan Amerika. Kemauan ekonomi dan teknologi terkini bahkan sudah diambil alih oleh negara-negara antara lain seperti China dan Korea.

Sejarah Perkembangan Kurikulum Arsitektur UII

Kurikulum Jurusan Arsitektur telah berevolusi secara berkesinambungan sejak didirikan di tahun 1987. Diawali oleh Kurikulum 1987 yang berbasis Universitas Gadjah Mada sebagai universitas pembina hingga Kurikulum 2008 yang telah berusaha mengadaptasi dengan kompetensi internasional. Pada awal pendirian, kurikulum disusun sebagai kurikulum berbasis isi (content based curriculum) dan baru di tahun 2005-2008 seiring dengan penerimaan Hibah A3, Jurusan Arsitektur mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi (competence based curriculum). Secara garis besar alur evolusi kurikulum di Jurusan Arsitektur dirinci dalam Tabel berikut.

Evolusi Kurikulum Jurusan Arsitektur

Kurikulum 1987

Kurikulum 1995

 

Kurikulum 2002

Kurikulum 2002

Kurikulum 2013

Mengimplementasikan Kurikulum UGM secara penuh sebagai universitas pembina

(9 semester)

Kurikulum berorientasi profesional yang komprehensif (terdapat 4 studio di semester ke-7) (8 semester)

Desain bangunan sebagai kompetensi utama yang mengacu pada distribusi student performance criteria dari NAAB (8 semester)

Mengimplementasikan budaya studio dengan mengacu distribusi student performance criteria dari NAAB (8 semester)

Kurikulum pendidikan profesional arsitektur berstandar internasional (4+1 tahun atau 8 + 2 semester) dan mengacu student performance criteria KAAB secara penuh

 

Dengan demikian, Kurikulum 2013 ini merupakan mengembangan dari Kurikulum 2008 (SK Rektor No. 467/SK-Rek/DA/VI/2008) yang secara substansial telah berbasis (sebagian) kompetensi UIA dan IAI dan sesuai dengan Kepmendiknas No.232/U/2000 dan NO.045/U/2002.

Jurusan Arsitektur dalam melakukan evaluasi terhadap Kurikulum 2008 berlangsung dengan didukung oleh Program Hibah Kompetisi Program Studi yang diterima sejak 2011 hingga 2013 ini. Program Hibah Kompetisi Program Studi ini Jurusan Arsitektur melaksanakan tiga program utama yaitu yang menjadi inti: (A) Penyusunan kebijakan kurikuler Arsitektur Profesional 4+1 tahun yang mengarah pada fleksibilitas struktur dan konten Kurikulum / Jalur Studi; (B) Pengembangan Studio Culture yang berbasis standar internasional dan (C) Penyusunan desain input & output berorientasi internasional. .

Dalam konteks kurikulum, PHK-PS berfokus pada pengembangan kurikulum dan konten berbasis standar internasional yaitu student performance criteria (SPC) KAAB. Kegiatan evaluasi juga menyelenggarakan workshop yang menghadirkan technical assistance dari KAAB dan dari National University of Singapore (NUS). Workshop tersebut dilaksanakan pada tanggal 21-22 September 2011, dihadiri oleh representasi dari 10 sekolah arsitektur di Indonesia, dan narasumberi KAAB (Prof. Choi dan Dr. Lee), APTARI (Dr. Ridwan Kemas), dan Ketua Jurusan Arsitektur ITB (Dr. Heru Poerbo). Prof. Johannes Widodo dari NUS yang berhalangan hadir namun dapat ikut serta melalui jaringan teleconference. Kegiatan ini berlangsung dengan baik dan sebagai luarannya adalah adanya rekomendasi struktur kurikulum baru yang merupakan kurikulum komprehensif Sekolah Arsitektur 4 + 1 tahun yang akhirnya disebut sebagai Kurikulum 2013.



[1] Ganapathy Mahalingam, PhD, Dept of Architecture & Landscape Architecture, North Dakota State University dalam AIA ND Spring Convention,  16 April 2010 (tersedia di http://www.slideshare.net/gm/emerging-trends-for-architectural-education-in-the-21st-century).

Mahasiswi Jurusan Arsitektur dan Pendidikan Profesi Arsitek Mengikuti VCA 2013 di NUS, Singapore

 

Jurusan Arsitektur mendapatkan undangan dari National University of Singapore untuk mengikuti Vertical Cities Asia Symposium yang diadakan pada tanggal 9 – 11 Juli 2013. Dua delegasi yang dikirimkan adalah Hindun Khairotun Nadlifah dari Jurusan Arsitektur dan Stefy Prasasti Anggarini, ST dari Program Pendidikan Profesi Arsitek. Keduanya terpilih setelah melalui seleksi yang diadakan oleh Jurusan Arsitektur dengan menyisihkan 6 (enam) peserta lainnya.

 

Event yang disponsori oleh World Future Foundation (WTF) dan Beijing Vantone Citylogic Investment Coorporation merupakan event tahunan yang diadakan oleh School of Design and Environment, National University of Singapore yang bertujuan untuk memberikan stimulan kepada mahasiswa untuk berpikir kritis dan mampu membuat solusi terhadap permasalahan perkotaan yang ada.

 

Dengan mengikuti kegiatan internasional seperti ini, mahasiswa diharapkan dapat menambah wawasan serta pengalaman mereka untuk berpikir kritis terhadap suatu permasalahan yang ada serta menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang mereka miliki.

 

Beasiswa Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr) Tahun Akademik 2013/2014

Program Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr) kini kembali memberikan peluang beasiswa kepada Mahasiswa dan Alumni Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia untuk mengikuti perkuliahan di PPAr untuk Tahun Akademik 2013/2014. Adapun total beasiswa yang akan diberikan adalah sebesar Rp 75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah) untuk 10 (sepuluh) mahasiswa.
 
Untuk keterangan lebih lanjut, dapat dilihat disini
Berkas Pendaftaran dapat didownload disini
Surat Rekomendasi dapat didownload disini

Design Sharing Architectural Design Studio 6

Diumumkan dan diwajibkan kepada Mahasiswa Perancangan Arsitektur 6 untuk menghadiri Design Sharing Architectural Design Studio 6 yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Juli 2013 jam 8.30 WIB bertempat di Auditorium Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia. (SR)

 

Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI sebagai Kaprodi Berprestasi Tingkat Kopertis V Tahun 2013

Universitas Islam Indonesia kembali memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi di bidangnya masing – masing. Hal ini merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan Universitas Islam Indonesia dan diharapkan dapat menjadi stimulan yang positif bagi kinerja pegawai.

Bertepatan dengan milad Universitas Islam Indonesia yang ke-70 ini, Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI mendapatkan penghargaan sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) Berprestasi Tingkat Kopertis V Daerah Istimewa Yogyakarta. Penobatan itu dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Juni 2013 yang bertempat di Auditorium Kahar Muzakir Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia dan dihadiri oleh seluruh karyawan Universitas Islam Indonesia.

Selain terpilihnya Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI sebagai Kaprodi Berprestasi Tingkat kopertis V tahun 2013 pada milad UII ke – 70, beberapa dosen Jurusan Arsitektur juga mendapatkan penghargaan atas kesetiaanya mengabdi selama 25 tahun sebagai pegawai tetap di Universitas Islam Indonesia, seperti Ir. Ahmad Saifuddin Mutaqi, MT., Ir. Etik Mufida, M.Eng., Ir. Handoyotomo, MSA., Ir. Hastuti Saptorini, MA., Ir. Rini Darmawati, MT., Dr. Ir. Sugini, MT., Ir. Suparwoko, MURP., Ph.D., Ir. Supriyanta, M.Si.,  dan Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. (SR)

 

 

Design Sharing & Master Class

Untuk meningkatkan mutu mahasiswa dalam mendesain dan mengikuti kompetisi desain, Jurusan Arsitektur UII mengadakan Design Sharing dan Master Class. Design Sharing ditujukan bagi seluruh mahasiswa Arsitektur dengan peserta dibatasi 100 orang, sedangkan untuk Master Class, ditujukan bagi mahasiswa Program Profesi Arsitektur (PPAr) dan direkomendasikan untuk mahasiswa Tugas Akhir (dibatasi 25 orang).

 

Pelatihan Ecotect

Sabtu, 18 Mei 2013 Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia mengadakan pelatihan ecotect ESP. Ecotect ESP merupakan software simulasi yang dapat digunakan untuk merancangan bangunan hemat energy dan ramah lingkungan (green building). Software ini bermula dari disertasi Dr. Andrew Marsh di School of Architecture and Fine Arts, University of Western Australia yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah software yang dapat digunakan untuk melakukan analisis ilmiah tentang simulasi suatu bangunan, seperti shading, lighting, solar radiation, thermal dan green energy.

Pelatihan yang dihadiri oleh semua dosen jurusan arsitektur Universitas Islam Indonesia ini dibimbing oleh STUDIO GENTRA yang dimpimpin oleh Ismail Zain, ST yang merupakan alumni Jurusan Arsitektur Universitas Gajah Mada. Dengan mengikuti pelatihan ini, diharapkan bahwa staf pengajar di jurusan arsitektur mampu mengikuti perkembangan teknologi dan menerapkannya dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan lulusan yang melek teknologi dan berdaya kompetisi tinggi.

 

Public Hearing Curriculum 2013 Jurusan Arsitektur

Demi meningkatkan mutu lulusan, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia berencana untuk mendapatkan akreditasi internasional dari KAAB (Korea Architectural Accrediting Board). Salah satu syarat untuk mendapatkan akreditasi dari KAAB adalah kurikulum 5 tahun yakni 4 tahun di strata 1 dan satu tahun di pendidikan profesi. Untuk memenuhi kriteria tersebut, Jurusan Arsitektur berencana melakukan perubahan kurikulum yang dipakai yakni dari kurikulum 2008 menjadi kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 akan diterapkan mulai semester ganjil Tahun Akademik 2013/2014. Perubahan kurikulum ini akan berefek pada mahasiswa dan untuk mendengarkan pendapat mahasiswa tentang perubahan kurikulum ini, maka Jurusan Arsitektur dibantu oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) Mimar mengadakan “Public Hearing Curriculum 2013” pada hari Sabtu, 18 Mei 2013 dan  dihadiri oleh mahasiswa Jurusan Arsitektur dari semua angkatan. Selama acara “Public Hearing Curriculum 2013” berlangsung, nampak keseriusan mahasiswa untuk mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI selaku Ketua Jurusan Arsitektur dan Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. selaku anggota Tim Kurikulum 2013.

Dari hasil kuisioner tentang perubahan kurikulum 2008 menjadi 2013 yang dibagikan kepada mahasiswa Jurusan Arsitektur pada acara “Public Hearing Curriculum 2013”, mahasiswa merespon positif terhadap hal tersebut dan kedepannya Jurusan Arsitektur dapat menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

Studi Banding Universitas Lambung Mangkurat Ke Pendidikan Profesi Arsitek Universitas Islam Indonesia

Semakin pesatnya persaingan antara satu negara dengan negara lain, menghasilkan sumber daya manusia yang qualified merupakan salah satu cara yang dilakukan di bidang pendidikan. Untuk meningkatkan kualifikasi seseorang dalam bidang pendidikan, maka diadakanlah Pendidikan Profesi dan salah satunya adalah Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr).

Untuk memenuhi kebutuhan pasar akan sumber daya manusia yang profesional di bidang Arsitektur, maka Jurusan Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat melakukan studi banding ke Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr) Universitas Islam Indonesia pada hari selasa, 7 Mei 2013. Tim studi banding yang terdiri dari Ir. M. Deddy Huzairin, M.Sc., Ir. Pakhri Anhar, MT., Bani Nur Muchammad, MT., Ira Mentayani, MT., dan Irwan Yudha, MT. disambut baik oleh Dr. Ing. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Ir. Ahmad Saifuddin Mutaqi, MT selaku Ketua Program Pendidikan Arsitek, Ir. Munichy Bachron Edrees, M.Arch., IAI selaku Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan Ir. Arief Heru Swasono, MTP., IAI selaku Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Cabang Yogyakarta.

Dengan dilakukannya studi banding ini diharapkan dapat mengetahui lebih lanjut tentang proses pendirian Pendidikan Profesi Arsitek di Universitas Islam Indonesia, seperti bentuk dan pola pendidikan PPAr, kurikulum dan metode pembelajarannya, target keberhasilan serta sistem manajemen program dan keterkaitannya dengan Ikatan Arsitek Indonesia. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran bagi Universitas Lambung Mangkurat dalam mendirikan Pendidikan Profesi Arsitek seperti yang telah dilakukan oleh Pendidikan Profesi Arsitek di Universitas Islam Indonesia.