Workshop Pemagangan II

Sebagai bentuk terakhir dari serangkaian kegiatan Hibah A3, Sabtu 6 Desember 2008 ini Jurusan Arsitektur menyelenggarakan Workshop Pemagangan bagian kedua. Kegiatan ini ditujukan untuk mencari bentuk pemagangan di Jurusan yang dapat diterima oleh penyedia tempat magang di satu sisi dan kebutuhan akademik dan mahasiswa di sisi lain. Hal ini karena mata kuliah permagangan dalam kurikulum berfungsi sangat penting yaitu mendekatkan dunia profesi arsitektur kepada mahasiswa. Namun demikian dalam praktiknya sering sangat sulit terlaksana dengan baik. “Di satu sisi mahasiswa mungkin sangat kesulitan mendapatkan tempat magang.

Di sisi lain, tak jarang ketika sudah mendapat tempat magang kenyataanya bertubrukan dengan jadwal perkuliahan…” demikian papar Revianto B Santosa, Koordinator Hibah A3 dalam sambutan pembukaannya. Lebih jauh, Prihatmaji sebagai wakil dari Jurusan memaparkan lebih detail perkembangan pemagangan di Jurusan yang sudah dimulai sejak berdirinya Jurusan ini di tahun 1987 hingga 1997 dalam bentuk mata kuliah wajib Kerja Praktik (KP) dengan beban 2 sks. Perkembangan berikutnya, karena ketersediaan tempat magang yang sangat menurun ketika krismon, KP diubah menjadi mata kuliah pilihan yang ternyata peminatnya sangat sedikit. Di Kurikulum 2008 yang baru ini pemagangan menjadi salah satu dari dua mata kuliah pilihan wajib dengan bobot 4 sks.

Workshop ini menghadirkan Ir. E. Ary Witjaksono, manager PT. Airmas Asri, sebuah konsultan besar di Jakarta, Rama Adyaksa Pradipta, ST., direktur PT. Citra Kedaton yang bergerak di bidang perumahan, dan Juhri Iwan Agriawan, ST., seorang peneliti di Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada.
Diharapkan dari kegiatan workshop ini Jurusan dapat terbuka wawasan bidang pilihan magang, problematika dari sisi penyedia tempat magang dan kemungkinan-kemungkinan kerjasama di kemudian hari.

Hibah A3 Telah Selesai, Bagaimana Kelanjutannya?

Seperti telah diberitakan di beberapa web UII, bahwa selama dua hari, 1-2 Desember 2008, sebanyak delapan orang dari Ditjen Dikti melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terintegrasi. Monev ini dilakukan terkait dengan hibah-hibah yang didapatkan baik oleh program studi di lingkungan UII (PHK A2 dan A3) maupun oleh tingkat universitas (PHK Institusi). PHK A3 Jurusan Arsitektur adalah salah satu elemen yang turut di-moven dalam kesempatan ini. Sebagaimana diketahui, dalam beberapa tahun terakhir UII mendapatkan banyak hibah dari berbagai skema. Sejak tahun 2005-2007 UII mendapatkan hibah lebih dari 21 milyar, dan untuk tahun 2008 saja, UII mendapatkan lebih dari 5 milyar. Khusus untukhibah PHK A3 Arsitektur, kita mendapat dana total 2,4 milyar yang telah berhasil diserap melalui berbagai kegiatan dan investasi sejak tahun 2006 – 2008 ini.

 

Pada kesempatan penutupan, wrap up meeting, kedua asesor yang menangani Jurusan Arsitektur yaitu Dr. Bambang Supriyadi (UGM) dan Ir. Witantyo, M.Eng.Sc. (ITS) berpendapat bahwa pelaksanaan PHK A3 Arsitektur secara umum telah terlaksana dengan baik. Namun demikian tetap perlu ada kesinambungannya dengan program-program Jurusan dikemudian hari. Mereka melihat program-program utama seperti inkubasi bisnis melalui Lembaga Bantuan Arsitektur dan perubahan kurikulum yang lebih integratif jangan sampai tidak berkesinambungan. PR masih banyak terutama untuk meningkatkan program-program yang berkaitan dengan ketrampilan bahasa Inggris (yang memang telah memenuhi target tetapi tetap harus ditingkatkan terus melalui program yang lebih terstruktur). Dr Witantyo secara khusus memberikan apresiasi kepada Jurusan karena asesor yang masih sangat muda tetapi sarat pengalaman ini menilai adanya proses pembelajaran yang sangat baik kepada siswa.

 

Semoga jerih payah Tim Hibah A3 yang selama 3 tahun telah mengawal, Pak Revianto, Bu Hastuti, Bu Rini Darmawati, Pak Aji Prihatmaji, Pak Ilya Maharika, Pak Tony Kunto, Pak Wiryono Raharjo dan juga peran serta para dosen lain, karyawan seperti Pak Deni dan Dewi, serta mahasiswa yang mendukung mendapat berkah berupa manfaat yang sebesar-besarnya kepada institusi dan pembelajaran kepada mahasiswa. Kita masih tetapi harus bekerja keras meningkatkan daya guna dan manfaat langsung alat dan program yang kita miliki ini bagi pengembangan Jurusan di kemudian hari… Ibu Kajur telah mengedepankan program ‘internasionalisasi’. Bukan tak mungkin bukan? Tinggal kita semua menyatukan visi dan gerak. Kalau kita mau pasti bisa…

Bravo Arsitektur UII!