Struktur kurikulum adalah perletakan mata kuliah yang disusun per semester/blok yang dilengkapi dengan dengan informasi jumlah sks dan mata kuliah prasyarat. Dalam menyusun struktur Kurikulum Arsitektur 2020 ini dilakukan dengan menyusun palet kurikulum terlebih dahulu. Palet kurikulum ini merujuk pada tipe blok atau mata kuliah yang dikategorikan berbasis asal penyelenggara. Kemudian setelah palet ini terbentuk dirinci dalam bentuk matrik unit pengetahuan dan keterampilan yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya yang dirumuskan dalam matrik semester.

Berdasar Peraturan Rektor No. 11 tahun 2017 tentang Capaian Pembelajaran Lulusan Universitas dan Mata Kuliah Wajib Universitas beserta peraturan perubahannya (Peraturan Rektor No. 7/ 2018) maka terdapat mata kuliah wajib universitas (MKWU) yang dapat dikategorikan dan implementasi dalam Kurikulum 2020 sebagai berikut:

Mata kuliah jenjang sarjana yang diselenggarakan Universitas (total 14 sks) terdiri dari:

a. Pendidikan Agama Islam (2 sks)

b. Islam Ulil Albab (3 sks)

c. Islam Rahmatan Lil Alamin (3 sks)

d. Pancasila (2 sks)

e. Kewarganegaraan (2 sks)

f. Kuliah kerja nyata (2 sks)

Mata kuliah jenjang sarjana yang dapat diselenggarakan prodi sendiri (paling sedikit 8 sks) terdiri dari:

a. Kewirausahaan Syariah (2 sks)

b. Bahasa Inggris (sesuai bidang ilmu) (2 sks)

c. Bahasa Indonesia (untuk komunikasi ilmiah) (paling sedikit 4 sks)

Mata kuliah jenjang profesi yang diselenggarakan Universitas (total 3 sks) yaitu mata kuliah Islam Ulil Albab (3 sks). Mata kuliah yang dapat diselenggarakan prodi profesi sendiri (paling sedikit 4 sks) terdiri dari:

a. Etika profesi (2 sks)

b. Bahasa Indonesia (untuk etika penulisan, teknik penulisan dan publikasi) (paling sedikit 2 sks).

Berdasar Kebijakan Kampus Merdeka (Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi) maka terdapat beragam kemungkinan yaitu mata kuliah yang diselenggarakan sendiri oleh program studi, oleh program studi lain dalam perguruan tinggi sendiri, atau program studi lain di luar perguruan tinggi sendiri, serta kegiatan yang dapat disetarakan menjadi perolehan kredit sebagai bagian dari pengalaman belajar. Pada prinsipnya terdapat ketentuan sebagai berikut:

a. Perguruan Tinggi wajib memberikan hak bagi mahasiswa untuk secara sukarela (dapat diambil atau tidak):

1. Mengambil kredit di luar perguruan tinggi sebanyak 2 semester (setara dengan 40 sks);
2. Mengambil kredit di prodi yang berbeda di PT yang sama sebanyak1 semester (setara dengan 20 sks).

b. Perguruan Tinggi dapat menyetarakan kegiatan di luar kampus (wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar) sebagai bagian perolehan kredit hingga sebesar 20 sks yaitu:

1. Magang / praktik kerja: Kegiatan magang di sebuah perusahaan, yayasan nirlaba, organisasi multilateral, institusi pemerintah, maupun perusahaan rintisan (start-up);
2. Proyek di desa: Proyek sosial untuk membantu masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur, dan lainnya;
3. Mengajar di sekolah: Kegiatan mengajar di sekolah dasar, menengah, maupun atas selama beberapa bulan. Sekolah dapat berada di lokasi kota maupun tepencil;
4. Pertukaran pelajar: Mengambil kelas atau semester di perguruan tinggi luar negeri maupun dalam negeri, berdasarkan perjanjian kerjasama yang sudah diadakan Pemerintah;
5. Penelitian / riset: Kegiatan riset akademik, baik sains maupun sosial humaniora, yang dilakukan di bawah pengawasan dosen atau peneliti, termasuk di dalamnya adalah terlibat dalam riset di lembaga riset seperti lembaga riset seperti LIPI / BRIN;
6. Kegiatan wirausaha: Mahasiswa mengembangkan kegiatan kewirausahaan secara mandiri – dibuktikan dengan penjelasan/ proposal kegiatan kewirausahaan dan bukti transaksi konsumen atau slip gaji pegawai;
7. Studi / proyek independen: Mahasiswa dapat mengembangkan sebuah proyek berdasarkan topik sosial khusus dan dapat dikerjakan bersama-sama dengan mahasiswa lain;
8. Proyek kemanusiaan: Kegiatan sosial untuk sebuah yayasan atau organisasi kemanusiaan yang disetujui Perguruan Tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.

Merujuk pada ketiga kebijakan utama di atas paka Palet Kurikulum Arsitektur 2020 dirumuskan  dan distrukturkan sesuai dengan klaster penanggung jawab pada Tabel:

Strategi terpenting dalam palet ini adalah dengan menyusun perkembangan kompetensi yang dingin dicapai secara bertahap melalui empat level sebagai berikut:

a. Tahap penguasaan konsep berbasis ilmu bidang sendiri (dalam hal ini adalah arsitektur);

b. Tahap penguasaan sistem (di sini arsitektur akan berhubungan dengan bidang lain);

c. Tahap penguasaan kemampuan integrasi antara bidang sendiri dengan bidang lain untuk menghadirkan pemahaman dan keterampilan yang lebih kuat;

d. Tahap penguasaan pengembangan nilai (value) sesuai konteks/ kerangka pengalaman pembelajaran yang dinamis dan kontekstual dengan beragam isu.

Pendekatan strategi di atas mengadopsi cara SUTD dalam mengembangkan kompetensi. Dengan demikian Kurikulum 2020 ini tidak sepenuhnya hasil invensi namun juga tidak menelan mentah model SUTD tersebut. Pada Kurikulum 2020, keempat jenjang tahapan pencapaian kompetensi tersebut diterjemahkan menjadi strategi penyusunan matakuliah. Untuk tahap 1 dan 2 diupayakan ada di 4 semester pertama dan diselenggarakan di internal program studi karena diupayakan untuk meletakkan dasar pemahaman dan idealisme/ nilai. Kemudian, untuk penguasaan integrasi (tahap 3) diletakkan di semester 4 sebagai pemahaman sistem dan integrasi ke dalam bangunan yang idealnya harus dalam setting sistem integrasi bangunan. Kemudian masih tahap 4 dikembangkan di semester 5, 6, dan 7 dalam bentuk pendalaman (Breadth – “pendalaman”, yang merupakan adopsi cara NUS dalam mengembangkan kompetensi keunggulan maupun portfolio yang merupakan rekaman kinerja mahasiswa. Pada semester 5, 6 dan 7 ini mahasiswa dapat melakukan eksplorasi diri melalui perkualiahan atau aktivitas di luar program studi dan di luar perguruan tinggi sendiri (Kampus Merdeka). Hasil dari penjelajahan tersebut kemudian dibawa kembali ke semester 8.

Pada matakuliah/ studio tertentu, mahasiswa dapat mengambil modul learning dosen melalui portal MOOCs (Massive Open Online Courses) yang relevan (sepanjang sertifikat) sebagai syarat di samping pembimbingan oleh dosen/ kelompok dosen. MOOCs ini dapat diambil di internal prodi maupun di luar prodi dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan kemudian.

Struktur Lengkap Kurikulum Arsitektur 2020 (4+1)