Tag Archive for: Becoming

Ketentuan Umum Mahasiswa

 

Sorry, but nothing matched your search criteria. Please try again with some different keywords.

Ketentuan Umum Mahasiswa Arsitektur

 

Why Architecture?

Why do you desire to become an architect? Have you been building with legos since you were two? Did a counselor suggest it to you because of  a strong interest and skill in mathematics and art? Or are there other reasons? Aspiring architects cite love of drawing, creating and designing, desire to make a difference in the community, aptitude for mathematics and science, or a connection to a family member in the profession. Whatever your reason, are you suited to become an architect? (Wadrep, 2006)

Runutan pertanyaan  yang dikutip dari Buku “Becoming an Architect:A Guide to Carrers in Design ” karya Lee W Waldrep merupakan pertanyaan awal untuk meyakinkan diri kita di masa sebelum menempuh pendidikan arsitektur yang nantinya akan menghantar kita sebagai seorang berprofesi arsitek. Apapun yang melatar belakangi anda menempuh pendidikan arsitektur pada tujuannya adalah anda harus menyiapkan kecakapan anda menjadi seorang arsitek yang kreatif, responsif, objektif dan berdedikasi.

Arsitektur adalah sebuah ungkapan bentuk fisik yang merupakan ‘transformasi spiritual’ dari kekacauan menuju keteraturan, kegelapan menuju cahaya, dan ruang menjadi tempat. Interpretasi ini merupakan representasi bahwa arsitektur adalah disiplin ilmu yang kaitannya menciptakan solusi-solusi terbaik untuk fenomena yang digejalakan dunia. Arsitektur mendorong para arsitek untuk mampu menelaah dengan jeli terhadap gejala tersebut.

Dalam konteks umum, arsitektur mencoba untuk merumuskan permasalahan melalui desain / perancangan yakni merancang ruang untuk manusia melangsungkan kehidupannya, manusia melakukan aktifitas bekerja, bermain, berkolaborasi, belajar dll. Perancangan tersebut berawal dari skala hunian, gedung bertingkat hingga tata ruang kota. Lingkup arsitektur yang sangat luas dan identik dengan merancang bangunan, tidak lantas dapat dimaknai bahwa arsitektur hanya mempertimbangkan aspek fungsional bangunan saja. Arsitektur justru mendorong setiap arsitek mampu untuk merancang dengan menitik beratkan kompleksitas dalam aspek kehidupan manusia, sistem ekologi, ekonomi dan teknologi.

Kontributor: Arini Yuliandari W

Becoming (Student) in Architecture

How to becoming an architecture student? Bagaimana ‘rasanya’ menjadi mahasiswa Arsitektur? 

Barangkali itu adalah sebuah pertanyaan awal yang akan muncul dibenak calon mahasiswa Arsitektur (mungkin diseluruh dunia). Pertanyaan itu muncul karena menjadi mahasiswa Arsitektur ternyata menimbulkan perubahan signifikan yang dirasakan oleh mahasiswa utamanya di awal tahun perkuliahan mereka. Ada perubahan besar dari cara belajar SMA/SMK dan di perguruan tinggi utamanya di displin ilmu arsitektur. 

Menjadi mahasiswa arsitektur tidak sekedar berarti mempersiapkan diri untuk mengikuti sebuah proses pembelajaran ilmu arsitektur di perkuliahan. Namun juga disertai dengan keberanian untuk bersikap cenderung lebih progresif dalam menemukan gagasan-gagasan kreatif baru dalam mengembangkan ilmu arsitektur. Bahkan, menjadi seorang mahasiswa arsitektur dapat diartikan harus berani kreatif dengan melakukan berbagai eksplorasi untuk melepas kekangan kreatifitas serta mampu mempelajari ‘semua disiplin ilmu’ (transdiciplinary).

Dalam perkuliahan ilmu arsitektur, sebuah proses pembelajaran dan pemahaman ilmu akan jauh berbeda dengan proses di SMA/SMK. Perkuliahan ilmu arsitektur akan lebih menitik beratkan kemampuan dalam memahami pemikiran teoritis arsitektur yang telah ada sebelumnya untuk diungkapkan dan diinterpretasi kembali (understanding). Selain itu, mahasiswa arsitektur juga didorong untuk memiliki kemampuan dalam menelaah dan menganalisa dan menerapkannya dalam desain arsitektur (kemampuan ability) secara sensitif dan responsif. Kemampuan-kemampuan tersebut utamanya bertujuan untuk memberikan kemampuan mahasiswa arsitektur dalam menciptakan proses berpikir perancangan.

Kontributor: Arini Yuliandari

Cara Lain Membagi Waktu Bagi Architectpreneur

Bidang studi ilmu arsitektur memiliki banyak kemungkinan kesempatan pekerjaan, mulai dari menjadi arsitek profesional yang sering menangani proyek,  biro konstruksi, menjadi pendidik, dan sebagainya. Salah satu yang dapat dijadikan benang merah adalah nantinya tiap-tiap dari kita akan menentukan jalan karier di masa depan.  Jika ingin menjadi arsitek, tentunya jadilah arsitek yang karya-karya dicintai oleh masyarakat, menjadi arsitek seperti itu tidaklah mudah, namun juga bukan hal yang mustahil. Pada akhirnya setelah kita lulus nanti, kita akan bekerja atau bekerja mandiri (berwirausaha). Dalam hal ini arsitek yang juga berwirausaha disebut sebagai Architectpreneur, karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Biasanya personality wirausaha sudah mulai ditanamkan sejak di bangku kuliah. Sebagai contoh, ada mahasiswa yang mulai menerima proyek-proyek membuat maket, gambar kerja atau sebagainya.
Menjadi mahasiswa sekaligus wirausaha adalah awal yang baik, karena akan dapat mengasah kemampuan kita di bidang usaha. Tetapi tidak baik juga jika keasyikan berwirausaha tersebut justru mengganggu kuliah kita. Untuk itu, dibutuhkan pengaturan waktu dalam penerapannya. Pintar-pintar membagi waktu, adalah kata yang sering diucapkan tapi tidak mudah juga untuk dilakukan. Berikut adalah tips untuk dapat mengatur waktu antara kuliah dengan berwirausaha.

1.    Memulai hari dengan rencana kegiatan, ini akan membantu teman-teman agar dapat memanfaatkan waktu dalam sehari dengan optimal. Sebagai contoh : mulai dari pagi, saya akan kuliah, asistensi, dilanjutkan dengan mengerjakan tugas, dan malamnya untuk menonton film. Dibutuhkan rasa disiplin terhadap diri sendiri untuk bisa menjalankan setiap rencana. Ini adalah rencana yang saya buat, untuk itu harus saya taati.  Jika hal ini sudah mulai dilakukan akan terasa efek bahwa waktu dalam sehari akan lebih optimal.
2.    Segera mengerjakan tugas kuliah teman-teman.  Jika mendapatkan tugas kuliah, segera kerjakan biar cepat selesai. Matikan juga Facebook, karena mungkin sering dalam pikiran teman-teman “Aku mau main facebook / twitter dulu, baru garap tugasnya ”.  Atau belajar sambil facebook-an atau meramaikan timeline di twitter. Dijamin itu tidak akan efektif. Yang terbaik tetaplah kerjakan tugas teman-teman terlebih dulu sampai selesai.
3.    Belajar untuk menetapkan prioritas. Seperti pilihan untuk memainkan Facebook dan menyelesaikan tugas di atas, teman-teman juga akan dihadapkan dengan berbagai pilihan lainnya. Di sinilah kamu akan belajar untuk mengatur prioritas. Apa yang terpenting dan terbaik, itulah yang harus diprioritaskan.
4.    Memilih usaha yang sesuai dengan waktu yang tersedia. Untuk memulai usaha tidak harus dengan usaha yang berskala besar, dari hal yang kecil tentunya akan lebih efektif untuk membiasakan diri dengan lingkungan wirausaha. Sebagai contoh, memilih usaha yang tidak terlalu menyita waktu, yaitu sebagai agen pulsa teman-teman, berjualan keripik pedas, atau sebagai makelar kos-kosan. Intinya dimulai dari hal-hal yang lebih sederhana dan tidak menyita banyak waktu.
 5.    Mengoptimalkan waktu untuk berwirausaha di saat libur kuliah. Di saat ini akan banyak waktu senggang yang dapat digunakan untuk bekerja dan menambah pengalaman baru. Misalnya jika saudara teman-teman ada yang berprofesi sebagai arsitek atau konsultan konstruksi dan yang bidang yang berhubungan dengan minat teman-teman, maka pada waktu liburan itu kamu dapat ikut, mengetahui bagaimana arsitek di lapangan bekerja, bisa dikatakan sebagai magang, tapi gak formal. Di situ kita bisa banyak tanya, nambah pengetahuan dan punya banyak kenalan juga.
6.    Belajar harus, tetapi tidak juga melupakan refereshing. Kebutuhan yang satu ini, bisa dibilang tidak dapat diganggu gugat, karena sebagai anak muda pada umumnya, refreshing juga sangat diperlukan biar otak gak tegang. Bisa juga kan, di sela-sela waktu refreshing kita, kita sempatkan untuk promosi usaha kita, tapi ya jangan berlebihan. Intinya waktu untuk refreshingpun dimanfaatkan sebaik mungkin.
7.    Di lingkungan kampus kita juga dapat mengecek bisnis kita. Sebagai contoh pada jam istirahat kita dapat mengecek secara online usaha kita, lewat web, blog, facebook, twitter, atau akun yang dapat digunakan untuk usaha lainnya.

Dibuat oleh : Fadila Septiandiani
Referensi :
http://jempoldeh.blogspot.com/2012/03/cara-membagi-waktu-untuk-mahasiswa.html

In-Campus Activities | Aktifitas di Kampus

Kegiatan Perkuliahan di Kelas dan Studio

Penyampaian materi secara tatap muka baik di kelas maupun studio, dengan menggunakan fasilitas seperti LCD Proyektor, OHP, dan Slide Presentation, sehingga dengan kelengkapan peralatan diharapkan proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Kegiatan Praktikum di Laboratorium

Penyampaian materi kuliah dan atau praktikum di laboratorium dengan menggunakan fasilitas laboratorium berupa alat perlengkapan praktikum dan bahan habis pakai untuk mempraktikkan beberapa materi perkuliahan sehingga mahasiswa lebih memahami materi yang diajarkan.

Kegiatan Pembimbingan Akademik (DPA)

Kegiatan pembimbingan dilakukan baik terjadual maupun tidak untuk memonitor perkembangan studi mahasiswa yang dibimbing DPA yang bersangkutan sehingga terdapat mekanisme kontrol yang jelas akan progress kemajuan studi mahasiswa.

Kegiatan Bimbingan Tugas Akhir

Kegiatan pembimbingan mata kuliah Tugas Akhir dari mulai pembimbingan proposal, seminar proposal, skematik desain, seminar skematik, studio Tugas Akhir, hingga pendadaran. Mata kuliah ini merupakan matakuliah yang akan menguji kemampuan mahasiswa secara komprehensif dalam perancangan arsitektur. Kegiatan bimbingan yang intensif pada Tugas Akhir ini akan memastikan mata kuliah ini berlangsung dengan sebaik-baiknya.

Kegiatan Asistensi Tugas dan Praktikum

Kegiatan asistensi tugas dan praktikum yang dilakukan oleh dosen di luar jadual kuliah untuk meningkatkan kefahaman mahasiswa dan suasana akademik di luar jam kuliah. Asistensi ini dilakukan baik dengan dosen maupun asisten.

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Kegiatan ini termasuk ekstrakurikuler dengan melakukan kunjungan ke berbagai obyek arsitektural. Dosen akan bertindak sebagai pembimbing KKL. Kegiatan ini dilakukan di luar jadual kuliah untuk meningkatkan kefahaman mahasiswa dan suasana akademik di luar jam kuliah.

Kegiatan Bimbingan Kuliah Kerja Nyata (KKN)                                                                  

Kegiatan bimbingan mata kuliah KKN yang diampu oleh Dosen Pembimbing Lapangan melalui pelatihan, pengarahan, dan pembimbingan lapangan selama kegiatan di lokasi yang ditentukan. Matakuliah KKN merupakan matakuliah wajib universitas yang akan memastikan mahasiswa dapat mengenali permasalahan riil di lapangan dan menerapkan materi-materi kuliah sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.

Kegiatan Tugas Berkelompok dan Kolaboratif

Kegiatan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen kepada peserta mata kuliah untuk berkolaborasi menyelesaikan suatu masalah/penugasan. Kegiatan ini memungkinkan mahasiswa berdiskusi dan bekerja secara tim baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan ini meningkatkan suasana akademik yang sangat signifikan di kalangan mahasiswa.

Presentasi Kelompok

Kegiatan yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkomunikasikan gagasan secara kolaboratif.

Pameran Karya Mahasiswa

Kegiatan pameran karya mahasiswa untuk mendiseminasikan/publikasi karya mahasiswa kepada civitas akademika lain maupun publik secara umum sehingga suasana akademik akan meningkat melalui kegiatan pameran ini.

Seminar Tugas Akhir

Seminar untuk mendiseminasikan hasil Tugas Akhir mahasiswa yang terbuka untuk umum. Kegiatan ini meningkatkan suasana akademik di kalangan mahasiswa terutama untuk mengkalibrasi hasil Tugas Akhir antar mahasiswa dan dosen pembimbing Tugas Akhir.

Mengikuti Sayembara Desain Arsitektur

Sayembara desain sangat baik diikuti oleh para mahasiswa. Banyak kegiatan sayembara ini yang diselenggarakan baik di tingkat lokal maupun nasional ataupun bahkan internasional. Dengan mengikuti kompetisi ini akan menguji kemampuan mahasiswa/kelompok mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan-persoalan desain yang riil di masyarakat

Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan oleh Program Studi dan Himpunan Mahasiswa ke berbagai obyek arsitektural.

Organisasi Mahasiswa 

Mekanisme kegiatan ini dilakukan melalui Himpunan Mahasiswa Arsitektur MiMAR. Aktivitasnya dapat berupa praktek kewirausahaan (dengan mendirikan Koperasi Mahasiswa), kegiatan olah raga, fotografi, ekskursi, penerbitan, dan kegiatan ekstra kurikuler yang lain, yangdikelola oleh mahasiswa-mahasiswa sendiri dan didukung oleh bidang kemahasiswaaan baik Fakultas maupun Universitas.

Penelitian Bersama Dosen dan Mahasiswa

Kegiatan penelitian bersama dosen dan mahasiswa, melalui berbagai program baik internal maupun eksternal, misalnya hibah penelitianhibah dari Pemerintah ataupun dari UII sendiri. Kegiatan ini meningkatkan suasana akademik dan meningkatkan kemampuan dosen dan mahasiswa dlam melakukan penelitian secara kolaboratif. Dalam kegiatan ini disarankan sekali adanya keterlibatan mahasiswa dalam penelitian dosen/kelompok dosen. Pelibatan pada kgiatan ini akan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan pengumpulan data, analisa hingga membuat laporan penelitian.

Pengabdian Pada Masyarakat. 

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi langsung civitas akademika kepada masyarakat. Dalam kegiatan ini akan sangat bagus apabila juga melibatkan mahasiswa. Di UII, kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan biasanya dikoordinasikan oleh Fakultas maupun Direktorat Penelitian dan Pengabdian (DPPM) UII. Pada kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmunya secara riil di masyarakat secara bersama dengan dosen.

Supports for Academic Living

Finding Dormitory, Mencari Tempat Kost

Jika anda calon mahasiswa yang sudah menentukan untuk menempuh studi perkuliahan di Universitas Islam Indonesia, langkah selanjutnya yang harus turut direncanakan dengan baik adalah mencari kost / asrama. Kost yang berfungsi sebagai tempat tinggal sementara pengganti rumah utamanya sangat diperlukan umumnya bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota Jogja.

 

Tetapi anda tidak perlu khawatir sebab disekitaran kawasan Kampus Universitas Islam Indonesia telah banyak didirikan bangunan berfungsi sebagai kost khususnya untuk mahasiswa dan mahasiswi. Meskipun kuantitas kost kini sangat memadahi namun ada baiknya kita harus cermat dalam menentukkan kost kita nantinya. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya produktifitas kita dalam perkuliahan akan cukup bergantung dengan kualitas kenyamanan kost kita.

 

Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kost diantaranya adalah

 Jarak antara letak kost dengan kampus

 

Jarak harus dipertimbangkan kaitannya dengan keefisienan bagi kita untuk memanfaatkan waktu dan biaya transportasi. Pemanfaatan waktu perkuliahan mungkin akan sangat berbeda dengan masa sekolah. Aktifitas kuliah akan cukup menyita waktu kita ditambah dengan adanya kegiatan lain diluar perkuliahan. Oleh karena itu, ada baiknya bagi kita menentukan letak kost yang dekat dengan kampus yang juga akan cenderung hemat dalam biaya transportasi.

 

2.     Biaya kost

 

Menentukan kost sebaiknya tidak bergantung pada kuantitas biayanya, tetapi fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan. Biaya kost yang terlalu tinggi akan menambah beban biaya yang harus kita keluarkan selain biaya kuliah. Jadi mengapa tidak memilih yang sesuai dengan kebutuhan kita saja bukan?

 

3.     Fasilitas kamar mandi

 

Letak kamar mandi di suatu kost menjadi pertimbangan utama bagi mahasiswa putri. Kamar mandi biasanya difasilitasi pada kost dengan dua tipe. Tipe pertama adalah kamar mandi yang terfasilitasi di dalam kamar kost (privat) sedangkan untuk tipe kedua adalah kamar mandi yang terletak di luar kamar (komunal). Jika anda ingin memilih tipe pertama, korelasinya adalah anda harus sangat menjaga kebersihan kamar mandi anda karena udara kamar mandi akan langsung masuk menuju kamar anda. Untuk tipe yang kedua biasanya harga yang ditawarkan cenderung lebih murah namun anda akan bergantian menggunakan kamar mandi dengan teman kost anda.

 

4.     Fasilitas parkir kendaraan dan garasi

 

Untuk pertimbangan keamanan dalam menyimpan atau meletakkan kendaraan milik kita, kebutuhan fasilitas ini menjadi sangat penting.

 

5.     Fasilitas ruang tamu

 

Fasilitas ini sangat diperlukan meninjau kita sebagai mahasiswa gemar untuk berkumpul santai, diharuskannya kerja kolaboratif dalam mengerjakan tugas kelompok dll. Oleh karena itu jika tersedianya fasilitas ini, akan dimungkinkan terjadi interaksi yang lebih nyaman.

 

6.     Jam malam

 

Jam malam disini perlu diperhatikan utamanya pada kemungkinan bagi kita untuk pulang ke kost di atas standar waktu kost antara jam 9 hingga 10 malam. Kadang sebuah tempat kost memberlakukan peraturan ini dengan ketat. Kuliah di Arsitektur kadang menuntut mahasiswa untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler atau mengerjakan tugas bersama (kelompok) yang dilakukan hingga malam hari maka hal ini perlu dikomunikasikan dengan induk semang/penjaga kost

 

7.    Pemilik atau penjaga kost

 

Penjaga kost atau akrab kita sebut sebagai Bapak/Ibu Kost ini adalah pengganti peran orang tua kita dalam menjaga kita selama dikost. Jika dalam suatu kost terdapat Bapak/Ibu Kost maka dalam berperilaku kita akan jauh lebih nyaman.

 

8.     Teman kost

 

Teman kost disini dimaksudkan bukan teman kost nantinya, namun teman kost yang sebelumnya sudah saling mengenal dan secara bersama-sama mencari kost dengan anda. Biasanya ini akan mempermudah bagi anda untuk beradaptasi nantinya.

 

9.     Sistem keamanan

 

Sistem keamanan akan bervariasi mulai dari pagar hingga satpam. Namun tentunya akan berpengaruh pada biaya yang harus dikeluarkan.

 

Mencari kost bukanlah hal sulit jika kita sudah mempertimbangkan aspek-aspek tersebut secara matang. Sedangkan untuk mendapatkan informasi-informasi tersebut anda bisa memastikan kepada kakak angkatan anda yang telah kost terlebih dahulu. Setelah itu anda bisa memastikannya melalui visual survey. Selamat mencari Kost!

 

 

Perkiraan Biaya

Untuk studi di Jurusan Arsitektur memang tidak murah. Terdapat biaya-biaya ekstra yang semuanya untuk pembelajaran seperti pembelian buku teks, cetak mencetak karya desain Anda, komputer (Anda butuh komputer yang cukup handal untuk CAD misalnya), serta komunikasi (internet). Di bawah terdapat ilustrasi pembiayaan yang dapat dipakai sebagai gambaran biaya studi setiap bulannya. Namun perlu diperhatikan bahwa angka di bawah ini tidak mengikat karena akan sangat tergantung gaya hidup dan intensitas kuliah mahasiswa yang bersangkutan.


 

Pengeluaran Semester 1 Semester 2 Semester 3 Semester 4 Semester 5 Semester 6 Semester 7 Semester 8
PENGELUARAN AKADEMIK                
SPP (akan berubah-ubah sesuai dengan peraturan Universitas)   15,275,000   9,765,000   9,765,000   5,303,000
                 
                 
Magang / Karya Tulis Ilmiah           500,000    
Tugas Akhir               900,000
KKN             1,200,000  
BIAYA-BIAYA PRIBADI                
Pembelian Buku 200,000 300,000 300,000 400,000 400,000 400,000 400,000 500,000
Foto kopi materi 50,000 100,000 100,000 200,000 200,000 200,000 200,000 300,000
Cetak mencetak 200,000 200,000 350,000 350,000 400,000 500,000 400,000 1,000,000
Model / maket  250,000 250,000 250,000 250,000 400,000 400,000 400,000 400,000
Beli komputer / pemeliharaan 10,000,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
Koneksi internet / komunikasi 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000
Kost 2,100,000 2,100,000 2,100,000 2,100,000 2,100,000 2,100,000 2,100,000 2,100,000
Biaya Hidup dan transportasi 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000
Total Pengeluaran per Semester (Rp) 17,900,000 23,725,000 8,600,000 18,565,000 9,000,000 19,365,000 10,200,000 16,003,000
Estimasi Pengeluaran per Bulan (dalam Rp) 2,983,333 3,954,167 1,433,333 3,094,167 1,500,000 3,227,500 1,700,000 2,667,167
                 
      Total Perkiraan Biaya Studi non SPP dan Catur Dharma Rp.  123,358,000

Jogja “EduCity”

Jogja “Educity” atau lebih familiar bagi kita untuk menyebutnya sebagai Jogja kota pelajar, kota pendidikan, university city, universitaetstadt, adalah sebuah nama, julukan, sebutan atau bahkan beberapa diantara kita (utamanya wong Jogja) tentunya menjadikan ini sebagai suatu penghargaan. Betapa tidak, rasa bangga terhadap julukan ini dirasakan sebagai tolak ukur pencapaian peningkatan kualitas akademik dan kuantitas sarana pendidikan di Kota Jogja. Dari segi kualitas, Kota Jogja dipandang telah mampu menjaminkan mutu pendidikan bagi para calon pelajar yang ingin menimba ilmu di kota ini. Korelasinya adalah Jogja unggul dalam daftar peringkat kualitas pendidikan di Indonesia. Tidak dielakkan lagi besarnya jumlah ilmuwan dan cendekiawan yang telah dihasilkan oleh kota ini. Sedangkan dari segi kuantitas, berdirinya sarana-sarana pendidikan dari pra sekolah, sekolah hingga perguruan tinggi (swasta dan negeri) telah saling berkompetitif di Kota Jogja. Dikutip dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2009/2010 bahwasanya jumlah perguruan tinggi swasta saja di Kota Jogja telah mencapai hingga 67 dengan jumlah mahasiswa terdaftar mencapai 53.275 orang. Salah satu perguruan tinggi swasta yang turut mendukung aktifitas pendidikan tersebut tentu saja adalah Universitas Islam Indonesia (UII). Universitas Islam Indonesia (UII) yang telah dirintis sejak 8 Juli 1945 turut dianggap sebagai pelopor tumbuh kembangnya aktifitas pendidikan di kota ini.

Julukan berharga yang telah digelarkan sejak tahun 60-an ini, tidaklah bisa dipungkiri bahwasanya telah memberikan pengaruh bak medan magnet bagi para calon penimba ilmu dari lingkup regional bahkan internasional. Mereka yang berkeinginan untuk menimba ilmu dari segala penjuru, cenderung telah menempatkan Kota Jogja kedalam daftar salah satu kota sasaran pendidikan mereka. Disisi lain, Kota Jogja selain sebagai kota pendidikan melainkan juga sebagai kota pariwisata, kota seni dan budaya, kota kreatif dan kota gudeg turut mendorong kekuatan ‘magnetik’ bagi para calon pendatang. Keberagaman yang dimiliki kota ini menjadikan Jogja mampu memberi khasanah yang demokratis yang memungkinkan terjadinya keterbukaan berekspresi untuk setiap cendekiawan, aktor kreatif dan masyarakat.

Jadi, ketika Anda bergabung dengan Arsitektur UII, Anda juga akan menjadi bagian dari “wong Jogja”. Menjadi orang Jogja berarti pula menjadi warga intelektual yang berdedikasi tinggi dan berkualitas, warga yang demokratis, kreatif dan bersahaja.